PILAR-PILAR UBUDIYAH YANG BENAR
Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar sentral yaitu
: Hubb ( cinta ), Khauf ( takut ), dan Raja’ ( harapan ).
Dalam ibadah harus terkumpul rasa cinta yang dibarengi dengan sikap
rasa rendah diri, sedangkan khauf harus dibarengi dengan raja’, Allah SWT
berfirman,
يُحِبُّهُمۡ
وَيُحِبُّونَهُۥ
54. Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, ( Al- Ma’idah : 54 ).
Allah
SWT berfirman dalam menyifati para rasul dan nabiNya,
إِنَّهُمۡ
كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ
وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ ٩٠
90. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu´ kepada Kami” ( Al-Anbiya’ : 90 ).
الخوف takut atau gundah yaitu reaksi atas munculnya kekhawatiran akan
terjadi sesuatu kepada kita, orang tua, kerabat, dll, menghancurkan atau
menyakitkan. Allah SWT melarang kita untuk takut terhadap pengikut setan dan
memerintahkannya untuk takut hanya kepadanya.
Takut itu ada tiga macam :
1. Takut alamiyah ( Khauf Tabi’I ) seperti
takutnya seseorang terhadap binatang buas, api, tenggelam, dll. Hal ini wajar
bagi setiap manusia. Allah SWT berfirman
فَأَصۡبَحَ
فِي ٱلۡمَدِينَةِ خَآئِفٗا يَتَرَقَّبُ
18. Karena itu, jadilah Musa di kota itu
merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya).” (
Al-Qashash : 18 ).
Akan
tetapi jika perasaan takut tersebut menyebabkan seseorang meninggalkan
kewajiban atau melakukan yang diharamkan maka hal tersebut menjadi haram,
karena sesuatu yang menjadi sebab meninggalkan kewajiban atau mengerjakan yang
diharamkan maka haram pula hukumnya. Allah SWT berfirman,
فَلَا
تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ١٧٥
175.
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu benar-benar orang yang beriman. ( Ali Imran : 175 ).
2.
Takut yang bernilai
ibadah ( Khauf Ibadah ) yakni perasaan takut kepada yang disembah dan ini hanya
milik Allah SWT, jika dipalingkan kepada yang selainnya, berarti seseorang
telah melakukan syirik besar.
3.
Takut yang bersifat
tersembunyi ( Khauf as-sirri ) seperti takut pada penghuni kubur atau wali yang
jauh darinya yang tidak ada pengaruh apa-apa baginya, hal ini menurut ulama
juga termasuk syirik.
ألرجاء
( mengharap ) adalah keinginan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin
diperolehnya dalam waktu dekat atau jauh tapi diposisikan sebagai sesuatu yang
dekat, raja’ itu mengandung sikap menyerah dan merendah, dan hal ini hanya
untuk Allah SWT, dan barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Allah SWT,
maka itu berakibat syirik kecil atau syirik besar, tergantung hati orang yang
mengharapkannya. Allah SWT berfirman,
فَمَن
كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا ١١٠
110. “ Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya" ( Al-Kahfi :
110 ).
Mahabbah
( kecintaan ) kepada Allah adalah tujuan terakhir dan derajat tertinggi, cinta
yang paling bermanfaat adalah cinta kepada dzat yang telah menjadikan hati
cinta kepadanya dan menjadikan seluruh makhluk memiliki fitrah untuk
mengesakanNya.
1. Hakikat
Cinta
Cinta yang mengikuti syari’at, dasarnya iman,
(Qs. 3:15, 52:21, 3:170)
Cinta
yang tidak mengikuti syari’at, dasarnya syahwat (Qs. 3:14, 80:34-37, 43:67)
2. Ciri-ciri
Cinta
- Selalu
mengingat-ingat (Qs.8:2)
- Mengagumi
(Qs.1:1)
- Ridha/Rela
(Qs. 9:61)
- Siap
berkorban (Qs. 2:207)
- Takut
(Qs. 21:90)
- Mengharap
(Qs. 21:90)
- Menaati
(QS. 4:80)
3. Tingkatan
Cinta
- Cinta
Menghamba : hanya dengan Allah SWT untuk menyembah atau mengabdikan diri (Qs.
2:21)
- Mesra:
dengan Rasulullah SAW dan islam untuk diikuti
- Rasa
Rindu: dengan mukminin (keluarga atau jama’ah) untuk saling kasih sayang dan
saling mencintai (QS. 48:29, 5:54-56)
- Curahan
Hati untuk kaum muslimin umumnya untuk persaudaraan islam
- Rasa
simpati pada manusia umumnya untuk di dakwahi
- Hubungan
hati hanya benda-benda untuk memanfaatkan.
4. Kelaziman
Cinta
A. Menghasilkan
Loyalitas (wala’) :
- Mencintai siapa-siapa yang dicintai Allah SWT
- Mencintai
apa saja yang dicintai Allah SWT
B. Melepaskan
diri (bara’)
- Membenci
siapa saja yang dibenci Allah SWT
- Membenci
apa saja yang dibenci Allah SWT
Seluruh hati diciptakan dengan tabiat cinta kepada siapa
saja yang memberinya nikmat dan bersikap baik kepadanya, dan tidak ada satu
nikmat pun yang dirasakan oleh makhluk, kecuali berasal dariNya, Dia yang maha
tunggal, tiada sekutu bagiNya
وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ
فَمِنَ ٱللَّهِۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيۡهِ تَجَۡٔرُونَ ٥٣
53. Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka
hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. ( An-Nahl : 53 ).
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ
يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ
يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ
فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٥٤
54. Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan
yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. ( Al-Ma’idah : 54 )
Nabi SAW bersumpah bahwa seorang hamba tidak akan
sempurna ( dalam kesempurnaan yang wajib ) keimanannya sampai mencintai beliau
melebihi cintanya kepada anak, orang tua, dan manusia seluruhnya.[1]
Sebagian salaf berkata “ Siapa yang menyembah Allah SWT
dengan rasa hubb (cinta) saja maka ia adalah Zindiq,[2] dan barang siapa yang
menyembahnya dengan raja’ (harapan) saja maka ia adalah murji’,[3] dan siapa yang menyembahNya
dengan khauf ( takut ) saja, maka ia adalah harury,[4] dan siapa yang
menyembahNya dengan hubb, khauf dan raja’ maka ia adalah muwahhid” hal ini
disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Risalah Ubudiyah.
Din Allah SWT adalah menyembahNya, taat dan tunduk
kepadaNya, barangsiapa yang tunduk kepada seseorang dengan perasaan benci
kepadanya, maka ia bukanlah menyembah kepadanya, dan jika ia menyukai sesuatu
tetapi tidak tunduk kepadanya, maka ia pun tidak menyembah kepadanya. Karena
itu tidak cukup salah satu dari keduanya dalam beribadah kepada Allah SWT, akan
tetapi hendaknya kita lebih mencintai Allah SWT dari segala sesuatu dan Allah
lebih diagungkan dari segala sesuatu.
وعبادة
الرحمان غاية حبه مع ذلّ عابده هما
قطبان
وعليهما
فلك العبادة دائر ما دارحتي قامت
القطبان
ومداره
بالءمر أمر رسوله لابالهوي والنفس
والشيطان
“ Ibadah ke ar-Rahman adalah cinta yang
dalam kepadaNya, beserta kepatuhan penyembahNya. Dua hal ini adalah ibarat dua
kutub.
Diatas keduanyalah orbit
ibadah beredar, ia tidak beredar sampai kedua kutub itu berdiri tegak.
Sumbunya adalah perintah,
perintah RasulNya, bukan hawa nafsu dan setan “
Ibnul Qayyim menyerupakan beredarnya ibadah diatas rasa
cinta dan tunduk bagi yang dicintai, yaitu Allah SWT dengan beredarnya orbit
diatas dua kutubnya, beliau juga menyebutkan bahwa beredarnya orbit ibadah
adalah berdasarkan perintah Rasul dan syariatnya bukan berdasarkan hawa nafsu
dan setan, apa yang disyariatkan Rasulullah SAW yang memutar orbit ibadah. Ia
tidak diputar oleh bid’ah, nafsu dan Khurafat.
Oleh karena itu tidak ada yang berhak mendapat mahabbah
(cinta) dan khudhu’ (ketundukan) yang sempurna selain AllahSWT.
وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ
فَمِنَ ٱللَّهِۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيۡهِ تَجَۡٔرُونَ ٥٣
53. Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka
hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (An-Nahl : 53)
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن
يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ ١٦٥
165. Dan diantara manusia ada orang-orang
yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah : 165)
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Fauzan,
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah, Kitab Tauhid 1, Jakarta : Yayasan
Al-Sofwa, 2001, Cet. 3
Al-Gazhali,
Ibnu Rajab Al-Hambali Ibnu Qayyim Al- Jauziyah Imam, Tazkiyatun Nafs, Solo :
Pustaka Arafah, 2001, Cet. 1
Al-Utsaimin,
Syaikh Muhammad bin Shalih, Ulasan Tuntas tentang Tiga Prinsip Pokok,
Jakarta : Darul Haq, 2013
[1]
HR. Bukhari, dalam Al-Iman l/58 dan muslim ll/15
[2]
Yaitu istilah untuk setiap munafik, dan orang yang sesat
[3]
Yaitu orang murji’ah , golongan yang mengatakan bahwa amal bukan sebagian dari
iman, iman hanya dengan hati.
[4]
Yaitu orang dari golongan khawarij, yang pertama kali muncul di harura’ dekat
kuffah, yang berkeyakinan bahwa orang mukmin yang berdosa adalah kafir.
Berhati-hatilah dalam agamamu.....
BalasHapusMencintai Allah SWT melebihi siapapun..